Kamis, 10 November 2011

Pasar Sayur

TEMPO Interaktif, LUMAJANG  -Produk sayur dan buah dari Indonesia berpeluang mendominasi pasar di Singapura menggantikan dominasi produk buah dan sayur dari Thailand. Hal ini dikarenakan bencana banjir yang terjadi di Thailand hingga mengganggu produk pertanian mereka.
Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, peluang Indonesia untuk menggantikan dominasi Thailand di pasar buah dan sayur di Singapura sangat terbuka dengan situasi banjir yang terjadi di Thailan saat ini. "Pasar kita disana masih 10 persen. Ini peluang yang sangat baik," katanya di Lumajang.
Dia menambahkan, Singapura saat ini sangat membuka diri untuk pasar buah dan sayur. "Artinya kalau sudah siap, importir di Singapura akan datang dan melihat bagimana praktek good agricultural practising yang diterapkan," katanya.
Ketika sudah dipercaya semisal, produk yang dihasilkan tidak mengandung zat yang berbahaya, kata Suswono, ereka siap untuk menerima. "Banyak produk Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti sayur yang sudah diekspor ke banyak negara. Tidak hanya Singapura saja tetapi juga Jepang dan cina," katanya.
Karena itu, produk yang potensial ini tidak seharusnya tidak hanya diasarkan di dalam negeri saja. Tetapi, kata ida, juga harus dipikirkan pasar luar negeri. Dan peluang tersebut, tambah Suswono, sangat terbuka. "Apalagi di tahun 2015, harus siap menyongsong pasar tunggal Asean," jelasnya.
Hanya, kata dia, problem yang masih dihadapi para petani adalah soal teknologinya. "Banyak produk unggulan pertanian tidak dikelola dengan dengan teknologi yang bagus sehingga masih kalah bersaing," katanya.
Karena itu, untuk mengahadapi situasi kedepan atau tiga tahun mendatang ini, petani harus terus memperbaiki kualitas. "Grade, sortir, serta packaging har8us terus ditingkatkan agar bisa meningkatkan nilai tambah," katanya.
Hal ini terutama juga persoalan penggunaan zat-zat berbahaya yang berpotensi ditolak masuk oleh pasar. "Pasar-pasar luar negeri memperketat produk pangan yang masuk," katanya.
Karena itu, mau tidak mau, petani harus menyesuaikan dengan keinginan konsumen. "Tidak kemudian apa yang diproduksi langung dipasarkan. Produksi harus sesuai dengan kebutuhan pasar," katanya.
Kementerian Pertanian akan terus melakukan pembinaan. Begitu pula dengan Dinas Pertanian setempat. Suswono juga mengatakan, setiap daerah pasti mempunyai produk unggulan termasuk salah satunya produk hortikultura. "Seperti di Senduro ini ada produk pisang yang cukup potensial yakni Pisang Mas Kirana," kata dia.
Para petaninya juga sudah bisa menerapkan good agricultural practising. "Produk seperti ini orientasinya adalah ekspor," katanya.
Dia berharap model kemitraan yang dibangun di Lumajang oleh BUMN bekerjasama dengan petani bisa diterapkan BUMN yang lain. "Saya harap pembinaan terutama dari dinas terkait terutama kepala kepala daerah untuk mengingatkan kepada patani kalau terikat kontrak dengan mitra pasar maka harus menjaga kualitas produknya. Selain itu juga dijaga komitmennya," katanya.

DAVID PRIYASIDHARTA

sumber : Tempo 4 november 2011, www.yahoo.com .