TEMPO Interaktif, LUMAJANG
-Produk sayur dan buah dari Indonesia berpeluang mendominasi pasar di
Singapura menggantikan dominasi produk buah dan sayur dari Thailand. Hal
ini dikarenakan bencana banjir yang terjadi di Thailand hingga
mengganggu produk pertanian mereka.
Menteri
Pertanian, Suswono, mengatakan, peluang Indonesia untuk menggantikan
dominasi Thailand di pasar buah dan sayur di Singapura sangat terbuka
dengan situasi banjir yang terjadi di Thailan saat ini. "Pasar kita
disana masih 10 persen. Ini peluang yang sangat baik," katanya di
Lumajang.
Dia menambahkan, Singapura saat ini sangat
membuka diri untuk pasar buah dan sayur. "Artinya kalau sudah siap,
importir di Singapura akan datang dan melihat bagimana praktek good
agricultural practising yang diterapkan," katanya.
Ketika sudah dipercaya semisal, produk yang dihasilkan tidak mengandung
zat yang berbahaya, kata Suswono, ereka siap untuk menerima. "Banyak
produk Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti sayur yang sudah diekspor ke
banyak negara. Tidak hanya Singapura saja tetapi juga Jepang dan cina,"
katanya.
Karena itu, produk yang potensial ini tidak
seharusnya tidak hanya diasarkan di dalam negeri saja. Tetapi, kata
ida, juga harus dipikirkan pasar luar negeri. Dan peluang tersebut,
tambah Suswono, sangat terbuka. "Apalagi di tahun 2015, harus siap
menyongsong pasar tunggal Asean," jelasnya.
Hanya, kata dia, problem yang masih dihadapi para petani adalah soal
teknologinya. "Banyak produk unggulan pertanian tidak dikelola dengan
dengan teknologi yang bagus sehingga masih kalah bersaing," katanya.
Karena
itu, untuk mengahadapi situasi kedepan atau tiga tahun mendatang ini,
petani harus terus memperbaiki kualitas. "Grade, sortir, serta packaging
har8us terus ditingkatkan agar bisa meningkatkan nilai tambah,"
katanya.
Hal ini terutama juga persoalan penggunaan
zat-zat berbahaya yang berpotensi ditolak masuk oleh pasar. "Pasar-pasar
luar negeri memperketat produk pangan yang masuk," katanya.
Karena itu, mau tidak mau, petani harus menyesuaikan dengan keinginan
konsumen. "Tidak kemudian apa yang diproduksi langung dipasarkan.
Produksi harus sesuai dengan kebutuhan pasar," katanya.
Kementerian
Pertanian akan terus melakukan pembinaan. Begitu pula dengan Dinas
Pertanian setempat. Suswono juga mengatakan, setiap daerah pasti
mempunyai produk unggulan termasuk salah satunya produk hortikultura.
"Seperti di Senduro ini ada produk pisang yang cukup potensial yakni
Pisang Mas Kirana," kata dia.
Para petaninya juga
sudah bisa menerapkan good agricultural practising. "Produk seperti ini
orientasinya adalah ekspor," katanya.
Dia
berharap model kemitraan yang dibangun di Lumajang oleh BUMN bekerjasama
dengan petani bisa diterapkan BUMN yang lain. "Saya harap pembinaan
terutama dari dinas terkait terutama kepala kepala daerah untuk
mengingatkan kepada patani kalau terikat kontrak dengan mitra pasar maka
harus menjaga kualitas produknya. Selain itu juga dijaga komitmennya,"
katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA
sumber : Tempo 4 november 2011, www.yahoo.com .